Petarung muda, Muhammad Mokaev bertekad mengubah pandangan publik terhadap dirinya lantaran hengkang dari UFC.
Sebelumnya, Mokaev membuat keputusan mengejutkan dengan mengakhiri kontraknya bersama UFC, meski tengah mengantongi tujuh kemenangan beruntun di divisi flyweight.
Padahal, banyak pengamat menilai petarung asal Dagestan-Inggris itu sudah berada di jalan untuk menantang sabuk juara 125 pon, terutama setelah menang angka mutlak atas Manel Kape.
Namun, hengkangnya Mokaev dari UFC tak menghentikan ambisinya. Ia kini melanjutkan karier tak terkalahkannya di BRAVE CF 100, sembari memupuk harapan untuk mendapat kesempatan kedua di panggung terbesar dunia MMA.
Muhammad Mokaev Menjadi “Colby Covington” Versi Baru
Dalam wawancara bersama Bloody Elbow, Mokaev mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana ia ingin mengubah persepsi dunia MMA terhadap dirinya, dengan mencontoh sosok Colby Covington.
Petarung berjuluk “The Punisher” ini akan tampil di ajang BRAVE CF 100, di mana ia dijadwalkan menghadapi Gerard Burns asal Irlandia pada 7 November 2025 dalam perebutan sabuk juara flyweight perdana BRAVE Combat Federation.
Mokaev menilai perjalanan kariernya memiliki kemiripan dengan beberapa nama besar seperti Merab Dvalishvili dan Colby Covington, dua petarung yang sempat berseberangan dengan Dana White sebelum akhirnya membuktikan diri lewat performa gemilang.
Terinspirasi oleh Perubahan Covington
Mokaev menyoroti bagaimana Colby Covington berhasil menyelamatkan kariernya pada 2017, saat ia mengubah citra dirinya menjadi figur kontroversial yang justru menaikkan nilai komersial dan popularitasnya di UFC.
“Saya pikir situasi saya mirip dengan Colby Covington, juga dengan Merab,” kata Mokaev kepada Bloody Elbow. “Kamu bisa mengubah pendapat orang dengan hasil dan performa. Jangan terlalu fokus pada hal negatif, cukup tunjukkan kemampuanmu di dalam cage.”
Petarung berusia 24 tahun itu menegaskan bahwa fokus utamanya kini adalah memenangkan sabuk BRAVE dan menunjukkan bahwa ia masih layak disebut salah satu flyweight terbaik dunia.
“Dana pernah bilang saya bisa jadi juara di tempat lain. Sekarang saya akan membuktikannya. Yang terpenting adalah bagaimana saya mengalahkan Gerard Burns dan menjadi juara,” tambahnya.
Perjalanan Baru di BRAVE CF
Kepindahan Mokaev ke BRAVE CF dianggap sebagai langkah strategis untuk membangun kembali momentum kariernya.
Promosi asal Bahrain itu dikenal sebagai salah satu ajang terbesar di luar UFC, dan pertarungan di event ke-100 ini akan menjadi panggung besar untuk menunjukkan kemampuannya.
Mokaev masih menyandang rekor tak terkalahkan (11-0) di kancah profesional, dengan gaya bertarung agresif dan kemampuan grappling elit yang membuatnya dijuluki salah satu prospek terbaik di dunia MMA.
Bagi Mokaev, kemenangan atas Gerard Burns bukan sekadar tentang gelar juara, melainkan pembuktian diri bahwa ia masih layak berada di level elite. Jika sukses, bukan tidak mungkin UFC akan membuka kembali pintu bagi sang petarung muda di masa mendatang.
Mari berpartisipasi di Teropong Media untuk Jurnalisme Berkualitas: https://teropongmedia.id/partisipasi






